JAKARTA - Pemerintah resmi menetapkan harga token listrik untuk pelanggan PLN prabayar periode 20 hingga 26 Oktober 2025. Pembelian token bisa dilakukan mulai nominal Rp20.000 hingga Rp1 juta sesuai kebutuhan masing-masing pelanggan.
Token listrik yang dibeli akan dimasukkan ke meteran rumah untuk mendapatkan daya listrik. Besaran kWh yang diterima akan tercatat secara otomatis pada meteran setelah token dimasukkan.
Perbedaan Tarif Listrik Berdasarkan Golongan Pelanggan
Harga token listrik berbeda tergantung golongan pelanggan, baik rumah tangga, bisnis, maupun industri. Selain itu, tarif juga menyesuaikan daya volt ampere (VA) yang dimiliki pelanggan.
Untuk pelanggan rumah tangga, golongan R-1/TR kecil daya 900 VA-RTM dikenakan tarif Rp1.352 per kWh. Golongan R-1/TR kecil daya 1.300 VA dan 2.200 VA memiliki tarif masing-masing Rp1.444,70 per kWh.
Golongan R-2/TR menengah dengan daya 3.500-5.500 VA serta R-3/TR besar di atas 6.600 VA dibebankan tarif Rp1.699,53 per kWh. Sementara itu, pelanggan bisnis golongan B-2/TR kecil 6.600 VA hingga 200 kVA tarifnya Rp1.444,70 per kWh.
Pelanggan bisnis golongan B-3/TM,TT menengah dengan daya di atas 200 kVA tarifnya lebih rendah, yaitu Rp1.114,74 per kWh. Untuk pelanggan industri, golongan I-3/TM daya di atas 200 kVA juga tarifnya Rp1.114,74 per kWh.
Golongan I-4/TT dengan daya di atas 30.000 kVA mendapatkan tarif Rp996,74 per kWh. Tarif listrik untuk fasilitas pemerintah golongan P-1/TR daya 6.600 VA-200 kVA adalah Rp1.699,53 per kWh.
Fasilitas pemerintah golongan P-2/TM tegangan menengah di atas 200 kVA tarifnya Rp1.522,88 per kWh. Sedangkan penerangan jalan umum golongan P-3/TR tarifnya Rp1.699,53 per kWh.
Golongan L/TR, TM, TT dengan berbagai tegangan mendapat tarif Rp1.644,52 per kWh. Untuk keperluan sosial, golongan S-1/TR daya 450 VA tarifnya Rp325 per kWh.
S-1/TR daya 900 VA tarifnya Rp455 per kWh, daya 1.300 VA Rp708 per kWh, dan daya 2.200 VA Rp760 per kWh. Golongan S-1/TR daya 3.500 VA hingga 200 kVA tarifnya Rp900 per kWh.
Golongan S-2/TM dengan daya lebih dari 200 kVA tarif listriknya Rp925 per kWh. Pelanggan rumah tangga subsidi golongan R-1/TR daya 450 VA mendapat tarif Rp415 per kWh.
Golongan R-1/TR daya 900 VA subsidi tetap Rp605 per kWh. Penetapan tarif ini membantu masyarakat menyesuaikan pembelian token listrik dengan kebutuhan harian maupun bulanan.
Cara Menghitung kWh dari Nominal Token Listrik
Pembelian token listrik akan dikenakan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sesuai ketentuan daerah masing-masing. PPJ ditambahkan ke harga token sebelum dikonversi menjadi kWh di meteran listrik.
Contohnya, pelanggan rumah tangga non-subsidi daya 900 VA di Jakarta membeli token listrik senilai Rp100.000. Dengan tarif dasar Rp1.352 per kWh dan PPJ 2,4 persen, pelanggan akan menerima 72,19 kWh.
Perhitungannya adalah: (Nominal token – PPJ) ÷ tarif dasar listrik = kWh yang diperoleh. Jadi, Rp100.000 – Rp2.400 (PPJ) = Rp97.600. Kemudian, Rp97.600 ÷ Rp1.352 = 72,19 kWh.
Cara ini memastikan pelanggan memperoleh listrik sesuai jumlah yang dibayar. Selain itu, metode ini mempermudah perhitungan kebutuhan listrik harian dan bulanan.
Pilihan Nominal Token Listrik dan Kebutuhan Pelanggan
PLN menyediakan berbagai nominal token mulai Rp20.000, Rp50.000, Rp100.000, hingga Rp1 juta. Pilihan nominal ini fleksibel agar pelanggan dapat menyesuaikan pembelian dengan daya listrik yang tersedia di rumah atau usaha.
Pembelian token listrik dapat dilakukan melalui berbagai kanal, termasuk aplikasi PLN, ATM, maupun marketplace. Setelah token dimasukkan ke meteran, pelanggan dapat langsung menggunakan listrik sesuai kWh yang tertera.
Dengan adanya perbedaan tarif, pelanggan dapat memilih golongan yang paling sesuai untuk kebutuhan energi rumah tangga atau bisnis. Sistem ini juga memudahkan pengelolaan penggunaan listrik agar lebih efisien.
Perubahan harga token listrik tidak hanya berlaku bagi rumah tangga, tetapi juga untuk fasilitas sosial, pemerintah, dan penerangan jalan umum. Setiap golongan memiliki tarif yang berbeda agar proporsional dengan penggunaan daya masing-masing.
Dengan tarif yang jelas, pelanggan dapat memperkirakan pengeluaran listrik bulanan secara lebih akurat. Sistem prabayar ini memberikan fleksibilitas sekaligus kendali terhadap konsumsi energi listrik.