Minyak Dunia

Harga Minyak Dunia Turun Hampir 3 Persen, Dampak ke Bensin Dalam Negeri

Harga Minyak Dunia Turun Hampir 3 Persen, Dampak ke Bensin Dalam Negeri
Harga Minyak Dunia Turun Hampir 3 Persen, Dampak ke Bensin Dalam Negeri

JAKARTA - Harga minyak dunia mengalami penurunan hampir 3% pekan lalu, menandai minggu kedua berturut-turut dengan tren negatif. Penurunan ini dipicu oleh lonjakan persediaan di Amerika Serikat, proyeksi kelebihan pasokan global dari IEA, dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.

Di dalam negeri, penyesuaian harga bensin dan minyak dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2025. Beberapa produk mengalami kenaikan, sementara lainnya turun, mencerminkan pengaruh langsung fluktuasi harga minyak global terhadap pasar domestik.

Fluktuasi Harga Minyak Dunia Pekan Lalu

Harga minyak dunia sedikit pulih pada sesi perdagangan pertama minggu ini, tepatnya tanggal 13 Oktober 2025. Pemulihan ini dipicu ekspektasi bahwa pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan meredakan ketegangan perdagangan yang selama ini membayangi pasar.

Optimisme juga muncul setelah pembebasan 20 sandera Israel oleh Hamas melalui perjanjian gencatan senjata yang dimediasi AS. Di sisi permintaan, impor minyak mentah Tiongkok pada September naik 3,9% menjadi 11,5 juta barel per hari, menandakan permintaan energi tetap stabil.

Namun, pada 14 Oktober, harga minyak dunia kembali anjlok lebih dari 2%. Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok kembali meningkat, terutama terkait ekspor tanah jarang dan ancaman tarif tinggi yang diberlakukan Washington mulai 1 November 2025.

Surplus Pasokan dan Dampaknya pada Harga Minyak

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasar minyak global berpotensi mengalami surplus hingga 4 juta barel per hari pada tahun mendatang. Produsen OPEC+ dan non-OPEC meningkatkan produksi, sementara permintaan energi masih lemah, sehingga menekan harga minyak dunia.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah meningkat 3,5 juta barel menjadi 423,8 juta barel, jauh di atas perkiraan analis sebesar 288.000 barel. Lonjakan persediaan ini memberikan tekanan signifikan pada harga bensin, yang memicu penyesuaian harga domestik.

Bank of America memprediksi harga Brent bisa jatuh di bawah $50 per barel jika ketegangan perdagangan AS-Tiongkok terus meningkat. Selain itu, biaya pelabuhan tambahan untuk kapal kargo yang berlayar antarnegara juga mengganggu arus distribusi minyak global.

Geopolitik dan Pergerakan Harga Minyak Dunia

Harga minyak dunia merosot lebih dari 1% pada 16 Oktober setelah pengumuman bahwa Presiden Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk bertemu di Hongaria. Pertemuan ini diproyeksikan membahas konflik Ukraina, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan pasokan energi global.

Serangan pesawat nirawak Ukraina terhadap fasilitas minyak Rusia juga memengaruhi dinamika pasar. Para ahli menilai, meski pasokan dari Rusia terganggu, tekanan penurunan harga akibat surplus dan persediaan besar di AS tetap dominan.

Sepanjang pekan, harga minyak dunia turun hampir 3%, menjadi penurunan signifikan kedua berturut-turut. Para analis menyebut, proyeksi kelebihan pasokan global dan meredanya ketegangan geopolitik menjadi faktor utama yang menekan harga.

Penyesuaian Harga Bensin Domestik

Harga eceran bensin di dalam negeri per 19 Oktober 2025 tercatat sebagai berikut: Bensin E5RON92 tidak lebih tinggi dari 19.226 VND/liter, sedangkan RON95-III tidak lebih tinggi dari 19.903 VND/liter. Solar turun menjadi 18.423 VND/liter, minyak tanah 18.406 VND/liter, dan mazut 180 CST 3,5S 14.371 VND/kg.

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan bersama Kementerian Keuangan menyesuaikan harga mulai pukul 15.00 pada 16 Oktober 2025. Secara spesifik, E5RON92 naik 88 VND/liter, RON95-III naik 174 VND/liter, solar turun 181 VND/liter, minyak tanah turun 28 VND/liter, dan minyak mazut turun 437 VND/kg.

Penyesuaian ini mencerminkan pengaruh langsung fluktuasi pasar minyak dunia terhadap harga bensin domestik. Harga minyak global yang bergerak naik-turun akibat surplus, permintaan, dan faktor geopolitik tercermin dalam perubahan harga eceran di dalam negeri.

Faktor Utama yang Memengaruhi Harga Minyak

OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi pada November 2025, meski lebih rendah dari perkiraan pasar. Permintaan minyak global cenderung melemah, sementara konflik Rusia-Ukraina terus menimbulkan risiko terhadap pasokan energi.

Faktor-faktor ini membuat harga minyak dunia dalam beberapa hari terakhir mengalami fluktuasi naik-turun, tetapi tren keseluruhan lebih condong menurun. Para pakar energi memprediksi harga minyak masih akan tertekan dalam jangka pendek.

Gejolak geopolitik di Timur Tengah dan Eropa tetap menjadi faktor risiko bagi harga minyak. Setiap eskalasi konflik dapat menyebabkan kenaikan mendadak, sementara meredanya ketegangan cenderung menekan harga lebih lanjut.

Dengan demikian, pasar minyak global menghadapi ketidakpastian yang kompleks. Surplus pasokan, permintaan yang stagnan, dan geopolitik menjadi faktor kunci yang terus memengaruhi harga minyak dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index