JAKARTA - Proyeksi harga emas global kembali mengalami lonjakan signifikan. Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga emas untuk Desember 2026 menjadi USD 4.900 per ounce dari sebelumnya USD 4.300 per ounce.
Pendorong Kenaikan Harga Emas
Kenaikan proyeksi ini didorong oleh meningkatnya arus dana masuk ke exchange-traded fund (ETF) di negara Barat. Selain itu, pembelian emas oleh bank sentral diperkirakan masih akan berlanjut sepanjang beberapa tahun ke depan.
“Kami melihat risiko terhadap proyeksi harga emas terbaru kami masih cenderung ke arah kenaikan. Diversifikasi sektor swasta ke pasar emas yang relatif kecil dapat mendorong kepemilikan ETF di atas perkiraan berbasis suku bunga,” kata Goldman Sachs.
Harga emas spot diperdagangkan di sekitar USD 3.960 per ounce pada Selasa pagi, 7 Oktober 2025, setelah sempat menyentuh rekor USD 3.977,19. Kenaikan ini menandai tren positif emas yang telah naik lebih dari 50% sepanjang 2025.
Sepanjang tahun ini, pembelian besar-besaran dari bank sentral, permintaan ETF berbasis emas, pelemahan dolar AS, dan minat investor ritel menjadi pendorong utama kenaikan harga. Ketegangan geopolitik dan perdagangan yang meningkat semakin mendorong emas sebagai aset lindung nilai.
Goldman Sachs memperkirakan pembelian emas oleh bank sentral akan mencapai rata-rata 80 ton pada 2025. Untuk 2026, pembelian diperkirakan sekitar 70 ton, karena bank sentral di pasar negara berkembang kemungkinan akan terus mendiversifikasi cadangan mereka ke emas.
Tren kepemilikan ETF di Barat kini sesuai perkiraan Goldman yang berbasis suku bunga AS. Analis menilai penguatan ETF baru-baru ini bukanlah lonjakan berlebihan dan tetap mendukung harga emas.
Goldman Sachs juga memperkirakan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin atau 1% hingga pertengahan 2026. Penurunan suku bunga ini diprediksi akan memperkuat permintaan emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan risiko pasar.
Dampak pada Harga Emas Lokal
Kenaikan proyeksi harga emas global dapat memengaruhi harga emas lokal, termasuk PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Pada Selasa, 7 Oktober 2025, harga emas Antam melonjak Rp 34.000 per gram.
Lonjakan harga ini melanjutkan penguatan hari sebelumnya yang naik sebesar Rp 11.000 per gram. Akibatnya, harga emas batangan Antam menembus rekor tertinggi sepanjang masa di posisi Rp 2.284.000 per gram.
Rekor tertinggi sebelumnya terjadi pada Senin, 6 Oktober 2025, di mana harga emas Antam mencapai Rp 2.250.000 per gram. Lonjakan harga ini menunjukkan dampak langsung dari tren kenaikan emas global terhadap pasar domestik.
Investor disarankan untuk tetap tenang dan memanfaatkan koreksi harga untuk akumulasi bertahap. Strategi ini memungkinkan pembelian emas dilakukan secara bijaksana meskipun harga sedang berada pada level tertinggi.
Permintaan emas yang tinggi tidak hanya terjadi di pasar domestik, tetapi juga di pasar global. ETF, bank sentral, dan investor ritel menjadi konsumen utama yang mendorong harga naik.
Lonjakan harga emas global dan lokal menegaskan peran logam mulia sebagai aset aman. Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik terus membuat investor mencari perlindungan melalui emas.
Harga emas yang naik signifikan sepanjang 2025 menjadi indikasi bahwa logam mulia tetap diminati. Investor jangka panjang melihat emas sebagai instrumen yang mampu mempertahankan nilai kekayaan di tengah volatilitas pasar.
Selain sebagai aset investasi, emas Antam juga digunakan untuk perhiasan dan tabungan keluarga. Kenaikan harga ini membuat nilai investasi emas semakin meningkat.
Emas menjadi pilihan strategis ketika instrumen keuangan lain menghadapi risiko tinggi. Investor kini semakin sadar pentingnya diversifikasi portofolio dengan logam mulia.
Peningkatan harga emas global dan lokal juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar penting bagi logam mulia. Permintaan domestik terus naik seiring dengan tren investasi dan lindung nilai.
Investor disarankan untuk memantau harga emas secara berkala. Fluktuasi global dan langkah Federal Reserve tetap menjadi faktor utama yang memengaruhi harga emas di pasar domestik.
Kenaikan harga emas hingga menyentuh rekor tertinggi menandai momentum penting bagi pasar logam mulia. Investor ritel maupun institusi memiliki kesempatan untuk merencanakan strategi investasi jangka panjang.
Tren kenaikan harga emas juga menjadi indikasi bahwa logam mulia tetap diminati di tengah ketidakpastian ekonomi. Strategi akumulasi bertahap dapat membantu mengoptimalkan investasi dengan risiko minimal.
Harga emas Antam yang menembus Rp 2,2 juta per gram menjadi simbol kuatnya pengaruh pasar global terhadap ekonomi domestik. Investor disarankan tetap mengikuti perkembangan harga agar keputusan investasi tetap optimal.
Kenaikan harga emas global dan lokal memperkuat keyakinan bahwa logam mulia tetap menjadi aset aman. Strategi yang tepat memungkinkan investor memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan nilai portofolio mereka.
Lonjakan proyeksi Goldman Sachs hingga USD 4.900 per ounce menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut. Investor dan analis ekonomi terus memperhatikan tren ETF, kebijakan bank sentral, dan keputusan suku bunga The Fed untuk memprediksi pergerakan emas berikutnya.