Momen Akrab Prabowo dan Presiden Afsel Bahas Mandela hingga Apartheid

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:04:03 WIB
Momen Akrab Prabowo dan Presiden Afsel Bahas Mandela hingga Apartheid

JAKARTA - Beragam momen akrab terjadi dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa. Pertemuan berlangsung di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Oktober 2025.

Keduanya bertukar pandangan mengenai kondisi negara masing-masing. Diskusi juga mencakup isu hubungan diplomatik yang saling menguntungkan kedua pihak.

Kekaguman Prabowo pada Nelson Mandela

Presiden Prabowo mengungkap kekagumannya terhadap Nelson Mandela sebagai ikon dan pahlawan. "Presidenmu yang hebat, Bapak Nelson Mandela, sangat dikagumi di Indonesia. Secara pribadi, beliau juga salah satu pahlawan dan ikon saya," kata Prabowo pada Rabu, 22 Oktober 2025.

Kagumannya terhadap Mandela membuat Prabowo memajang foto besar Mandela di kantor DPP Partai Gerindra. "Kalau Anda datang ke kantor pusat partai saya, akan ada foto Nelson Mandela yang sangat besar," ujarnya.

Prabowo menilai sejarah Indonesia dan Afrika Selatan memiliki kesamaan. Kedua negara pernah berada di bawah penjajahan, sehingga perjuangan kebebasan menjadi nilai yang ia hargai tinggi.

Afrika Selatan mengalami politik apartheid, sistem segregasi rasial yang diterapkan pemerintah minoritas kulit putih dari 1948 hingga awal 1990-an. "Kami mengikuti perjuangan Anda dan mengagumi kekuatan Anda serta perjuangan Anda untuk kebebasan dan demokrasi," tutur Prabowo.

Solidaritas Indonesia dalam Melawan Apartheid

Presiden Ramaphosa menyatakan Indonesia menjadi sekutu setia dalam melawan apartheid. "Selama bertahun-tahun, rakyat Afrika Selatan menemukan sekutu setia di Indonesia, yang secara konsisten mendukung perjuangan melawan apartheid," kata Ramaphosa.

Ramaphosa juga mengenang Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 sebagai momen bersejarah. "Konferensi Bandung tahun 1955 merupakan inspirasi dan sumber semangat yang luar biasa bagi para pemimpin perjuangan pembebasan kita yang hadir di sana," ujarnya.

Kedua pemimpin menekankan perjuangan bangsa Afrika Selatan dalam mencapai kebebasan. Momen ini terjadi usai pernyataan bersama pasca pertemuan bilateral.

Presiden Prabowo meneriakkan "Amandla!" sebagai simbol perjuangan warga Afrika Selatan. Mendengar itu, Ramaphosa menjawab dengan seruan "Awethu" sambil tersenyum dan mengepalkan tangan.

"Amandla Awethu" berarti "kekuasaan untuk rakyat". Seruan ini menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi rasial dan sistem segregasi yang diterapkan pemerintah minoritas di Afrika Selatan.

Penguatan Kerja Sama Bilateral

Dalam pertemuan ini, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di berbagai sektor. Fokus utama mencakup pertahanan, perdagangan, agrikultur, dan hubungan antar-masyarakat.

Presiden Prabowo mempertimbangkan pembentukan perjanjian perdagangan preferensi (PTA) maupun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan volume perdagangan yang telah meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir.

Pertemuan ini juga menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan Indonesia dan Afrika Selatan. "Di tengah ketidakpastian ekonomi internasional saat ini, saya pikir sangat penting bagi kita untuk mengembangkan hubungan baru dan hubungan yang lebih kuat," ujar Prabowo.

Senada, Presiden Ramaphosa menekankan tujuan kunjungannya untuk membangun kemitraan komersial yang kuat. Ia membawa delegasi yang terdiri dari menteri terkait pertahanan, pertanian, perdagangan, dan investasi.

"Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif," kata Ramaphosa. Ia juga menekankan pentingnya membangun ekonomi yang lebih tangguh dan terdiversifikasi demi kepentingan rakyat kedua negara.

Dampak Diplomasi dan Simbol Persahabatan

Pertemuan ini memperkuat diplomasi kedua negara sekaligus meningkatkan hubungan sosial dan ekonomi. Kedua pemimpin menunjukkan keakraban melalui dialog terbuka dan pertukaran gagasan strategis.

Kekaguman Prabowo terhadap Mandela juga memperlihatkan dimensi historis dan nilai solidaritas. Simbol seperti foto Mandela dan seruan "Amandla Awethu" menjadi pengingat perjuangan dan hubungan yang kuat antara Indonesia dan Afrika Selatan.

Kerja sama yang diperkuat di bidang perdagangan dan pertahanan diharapkan memberi manfaat langsung bagi masyarakat kedua negara. Diplomasi ini menunjukkan bahwa hubungan bilateral bukan hanya formalitas, tetapi juga sarana kolaborasi nyata.

Selain itu, kunjungan Ramaphosa menjadi momentum untuk menyoroti keberhasilan Indonesia dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Kedua negara bisa saling belajar dari pengalaman masing-masing demi kemajuan bersama.

Pertemuan bilateral ini juga menjadi sarana memperluas jaringan perdagangan dan investasi. Indonesia dapat menekankan posisi strategisnya sebagai mitra penting di kawasan Asia, sementara Afrika Selatan memanfaatkan peluang memperkuat hubungan ekonomi.

Melalui interaksi hangat ini, kedua pemimpin menunjukkan bahwa diplomasi dapat bersifat manusiawi dan penuh rasa hormat. Momen-momen akrab yang terjadi menjadi bukti bahwa hubungan antarnegara dapat dibangun dengan kombinasi strategi dan empati.

Pertemuan ini diakhiri dengan saling berjabat tangan dan tersenyum, simbol nyata komitmen bersama untuk melanjutkan kerja sama. Kunjungan Presiden Ramaphosa di Jakarta menjadi tonggak penting dalam hubungan diplomatik yang lebih kuat dan harmonis.

Terkini