BEI Stop Sementara Lima Saham Setelah Lonjakan Harga Spekulatif Signifikan

Senin, 13 Oktober 2025 | 13:15:55 WIB
BEI Stop Sementara Lima Saham Setelah Lonjakan Harga Spekulatif Signifikan

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian perdagangan sementara terhadap lima saham mulai perdagangan Senin, 13 Oktober 2025. Saham yang disuspensi antara lain PT Perintis Triniti Properti Tbk. (TRIN), PT Fuji Finance Indonesia Tbk. (FUJI), PT Nusatama Berkah Tbk. (NTBK), PT Ever Shine Tex Tbk. (ESTI), dan PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA).

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A., menyatakan suspensi ini menyusul peningkatan harga kumulatif yang signifikan. BEI menekankan langkah ini sebagai upaya perlindungan bagi investor.

Suspensi berlaku di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I tanggal 30 September 2025 hingga pengumuman lebih lanjut. “Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu menghentikan sementara perdagangan lima emiten tersebut,” ujar pengumuman resmi BEI.

Kenaikan Saham yang Menjadi Pemicu

Saham TRIN mencatat lonjakan 24,75% pada penutupan perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025. Dalam sebulan terakhir, harga TRIN meningkat 170,97%, menandakan volatilitas tinggi di pasar properti.

Saham NTBK diperdagangkan pada level Rp148 per lembar pada Jumat, 10 Oktober 2025. Penguatan ini tercatat sebesar 146,67% dalam sepekan terakhir dan 134,92% dalam sebulan terakhir.

Sementara itu, saham RAJA milik Happy Hapsoro diparkir di level Rp5.675 per lembar pada akhir pekan lalu. Lonjakan saham ini mencapai 97,05% dalam 30 hari terakhir dan 98,43% sepanjang tahun berjalan 2025.

Kenaikan signifikan ini menimbulkan risiko volatilitas tinggi bagi investor ritel. BEI menilai penghentian sementara sebagai langkah antisipatif untuk menstabilkan perdagangan.

Saham FUJI dan ESTI juga mengalami peningkatan harga yang cukup besar. Fenomena serupa menunjukkan spekulasi tinggi terjadi di beberapa sektor, termasuk properti dan tekstil.

Langkah suspensi memberikan waktu bagi investor untuk menyesuaikan strategi. Hal ini juga memberi kesempatan bagi pihak terkait untuk melakukan klarifikasi atau penyesuaian data.

IHSG Capai Rekor Tertinggi Pekan Lalu

Meski lima saham disuspensi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu justru menguat. Sepanjang 6—10 Oktober 2025, IHSG naik 1,72% ke level 8.257,85, mencatatkan posisi penutupan tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH).

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyatakan IHSG pekan ini meningkat dari 8.108,3 pada pekan sebelumnya. Lonjakan ini disertai peningkatan aktivitas perdagangan yang signifikan di pasar saham domestik.

Rata-rata nilai transaksi harian BEI meningkat sebesar 12,48% menjadi Rp28,15 triliun dari Rp25,02 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga naik 11,83% menjadi 2,93 juta kali transaksi dari 2,62 juta kali transaksi pekan lalu.

Selain itu, rata-rata volume transaksi saham harian berubah sebesar 14,88% menjadi 42,318 miliar lembar dari 49,717 miliar lembar pada pekan sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan minat investor yang tetap tinggi meski ada saham disuspensi.

Kapitalisasi pasar BEI pekan ini mengalami kenaikan 3,19%. Nilainya mencapai rekor tertinggi Rp15.560 triliun dari Rp15.079 triliun pada pekan sebelumnya.

Lonjakan IHSG di tengah suspensi menunjukkan bahwa mayoritas saham tetap stabil. Indeks utama dipengaruhi oleh saham blue chip yang bergerak moderat, sehingga menahan tekanan dari saham spekulatif.

Peningkatan volume dan frekuensi transaksi menandakan adanya optimisme investor jangka menengah. Investor asing dan domestik tetap aktif meski ada beberapa saham yang dihentikan sementara.

Dampak dan Strategi Investor

Suspensi lima saham memberi dampak langsung pada perdagangan investor ritel. Pemegang saham disarankan menunda transaksi hingga pengumuman resmi berakhir.

BEI menegaskan bahwa penghentian sementara dilakukan untuk cooling down pasar. Hal ini menjadi bentuk perlindungan bagi investor dari fluktuasi harga yang ekstrem.

Investor disarankan memantau harga saham yang disuspensi melalui pengumuman BEI. Strategi defensif dapat diterapkan untuk mengurangi risiko akibat volatilitas yang tinggi.

Fenomena ini juga menegaskan pentingnya diversifikasi portofolio. Mengandalkan satu saham dengan lonjakan ekstrem dapat menimbulkan risiko kerugian signifikan.

Suspensi bukan berarti saham tidak dapat diperdagangkan selamanya. Setelah evaluasi dan stabilisasi, perdagangan akan dibuka kembali sesuai ketentuan BEI.

Peningkatan aktivitas IHSG menunjukkan bahwa pasar tetap likuid meski beberapa saham dihentikan sementara. Investor harus tetap waspada terhadap pergerakan harga yang tiba-tiba setelah suspensi dicabut.

Pelaku pasar dapat menggunakan momentum suspensi untuk mengevaluasi strategi investasi. Saham yang disuspensi biasanya mengalami fluktuasi tinggi saat perdagangan dibuka kembali.

Meski begitu, IHSG tetap menunjukkan tren positif jangka menengah. Peningkatan kapitalisasi dan aktivitas perdagangan menjadi indikator optimisme pasar.

Dengan adanya suspensi, investor memperoleh perlindungan terhadap risiko volatilitas ekstrim. Hal ini menjadi mekanisme penting untuk menjaga integritas pasar modal Indonesia.

Kenaikan IHSG sekaligus menunjukkan bahwa saham blue chip tetap menjadi penggerak utama indeks. Sementara saham spekulatif yang melonjak tajam dikontrol melalui suspensi.

Investor disarankan mengamati pengumuman resmi BEI sebelum mengambil keputusan. Informasi ini penting untuk menilai arah pergerakan pasar pasca-suspensi.

Secara keseluruhan, langkah BEI mencerminkan keseimbangan antara perlindungan investor dan kelancaran perdagangan. Suspensi memberikan waktu untuk cooling down pasar dan mengurangi risiko fluktuasi harga ekstrim.

Terkini